Voucher dan Malam Minggu

12:27 PM

Akhirnya, keinginan mbak Dian berkunjung ke sebuah objek wisata malam terkabul. Seminggu sebelumnya, mbak Dian pernah melontarkan sebuah pernyataan tentang keinginannya bermalam minggu bersama. Dia sangat menginginkan malam mingguan bersama, lebih tepatnya seperti dulu -saat masih satu sekolah-.

Dulu kita (Aku, Dian dan Mei) memang sering menyempatkan waktu untuk bermalam minggu bersama. Walaupun hanya di rumah salah satu dari kami. Tapi kami selalu mengagendakan bermalam minggu. Sampai-sampai banyak kejadian yang terekam di dalam memori kita bertiga. Saya kehilangan moment itu semenjak kuliah, tetapi saya tidak sepenuhnya menyalahkan kuliah saya.

 Bulan Juni ini, kesibukan di antara kita bertiga beragam. Mei sudah bersantai ria dengan IP dan penjurusan di kampusnya. Mbak Dian sudah kelar ujian dan sibuk dengan ospek fakultasnya, sedangkan saya (masih) sibuk dengan tugas akhir dan uas yang belum kunjung kelar. Oke, dua teman saya ini sudah libur, dan saya harus berusaha libur juga :p

Jumat siang, saya mendapat ajakan dari mbak Dian untuk merealisasikan keinginnya bermalam minggu di Taman Lampion atau Taman Pelangi. Ajakan tersebut sungguhlah menarik perhatian, apalagi ditambah embel-embel si doi punya voucher untuk empat orang dari kakaknya Warin. Artinya saya hanya butuh modal berangkat dan gowo awak*(membawa badan). Namun, ajakan tersebut tidak langsung saya jawab iya, mau, oke, ayoo! Alasan utama adalah sebelum mbak Dian mengajak, ada teman saya yang sudah ngajakin saya. Tentulah saya memprioritaskan yang ngajakin duluan. Tapi ndilalah temen saya yang ngajakin duluan, berkata nggak jadi. Ooh Dewi Fortuna berpihak padaku~~ Yasudah, Sabtu siang, saya baru memberi kepastian. Saya ikut!

Aaaaaaa malam itu, kita bersenang-senang. Melepas kerinduan setelah sekian lama nggak bareng. Biasanya cuma main berdua (Saya dan Mbak Dian), sekarang ketambahan Mei si anak Bandung dan Warin si anak Gunung. Haha senang sekali~ Apalagi free gegara voucher <3 p="">
Kita seolah kembali ke zaman 90an, semasa TK bermain ini itu~ Aaa jadi ingat, malam itu saya jadi korban bully si anak gunung. Saya dikatain anak kecil .-. Aaah dia orang ke sekian-sampe nggak bisa ngitung berapa jumlahnya- yang bilang saya mirip anak kecil. Okesip!

Sudahlah, saya mau bercerita lewat foto saja. Ini ada beberapa foto yang saya ambil menggunakan handphone Nokia 309. Maklum, kita semua nggak bawa kamera. Yaudah, seadaanya saja. Toh kebahagiaan dirasakan dengan hati bukan dirasakan oleh mata. *apasih?*
 

Inilah sponsorship kita bermain di Taman Lampion. Free~

Suasana malam di Taman Pelangi.
Ini hasil foto si anak gunung. Sudah pose cantik, hasilnya seperti ini.
Anak Bandung- anak kecil - anak bapak.
Ditinggal sepedaan, berdua mengabadikan moment.
(Masih) nunggu sepeda dan (masih) mengabadikan moment.
Kembalinya teman sebangku saya, setelah berkelana ke kota orang :)
Saya suka foto ini <3 br="">
Ini anak, makannya sama ngalamun~ tetep aja bisa makan.
Becak Mini free
Kisah kasih di becak mini~
 Okelaaah, setelah beberapa jam memutari Taman Lampion dan habisnya tenaga gegara sepedaan dan mengayuh becak. Kita pulanggggg... :) Tapi sayang sekali, kita tidak mampu menghabiskan voucher itu. nasib voucher itu, diberikan kepada sekelompok anak muda yang sedang berfoto di depan lampion yang bertuliskan "Jogja Never Ending Asia". Selamat mas dan mbak mendapatkan voucher yang lumayan itu!
Selamat :') selamat :')
Sampai jumpa Monumen Jogja Kembali! Aaah dari dulu (saat TK) sampai sekarang, kamu tetap sama. Bedanya hanya lingkunganmu, sekarang lebih rame. <3 nbsp="" p="">Tips aja buat kalian yang ingin berkunjung ke Taman Lampion atau Taman Pelangi, bawalah uang yang banyak. Karena setiap wahana ada tarif tersendiri :D
Selamat ya, selamat kamu sudah baca sampai sini. *nada iklan popm*ie


Monumen Jogja Kembali, ku ucapkan sampai jumpa kembali~
XOXO

You Might Also Like

0 comments