Pertama kali pakai passport ke luar negeri dan sendirian

4:35 PM

Assalamu'alaikum.

Dari baca judul, kalian pasti tahu postingan ini akan berisi curhatan sekaligus sharing pengalaman ke luar negeri pertama kali dan sendirian.

Sebelumnya, aku ucapkan terima kasih kepada Pak Titis selaku pemred tempat kantorku bekerja. Beliau memberiku tugas untuk melakukan peliputan ke luar negeri.




Suatu sore di kantor.
"Vin, kamu punya passport?" Tanya Pak Titis.

"Punya, Pak." Jawabku singkat sembari menerka maksud pertanyaan beliau.

"Yowes Vindi aja yang berangkat. Coba sini deh," beliau memanggilku ke mejanya.

Tak butuh waktu lama, beliau menunjukkanku sebuah email berisi undangan event di Malaysia.

"Vin, kamu berangkat ke Malaysia ya. Nanti aku kirim emailnya," kata beliau.

Bahagia bercampur speechless muncul seketika usai mendengar pernyataan dari beliau. Seketika ku jawab, "baik, Pak."

"Eh seriusan ini we mau ke luar negeri?" Batinku.

Usai mendapat tugas, aku segera mengurus segala keperluan sebelum berangkat. Ada sekitar seminggu waktu untuk mempersiapkan perlengkapan.

"Ini momen pertama we keluar negeri . Akhirnya passport dicap juga," kataku bersyukur.

Flash back sedikit.

Aku dan temanku bernama Septika membuat passport bersama di Kantor Imigrasi Jogja bulan September 2017 lalu. Saat daftar belum ada bayangan bakal ke luar negeri kapan. Niat awal punya passport biar 'jadi modal buat abroad ke destinasi impian'. Eh Alhamdulillah, dikasih sama Tuhan lebih cepet dan unexpected bisa bulan Mei 2018. *if you know, kita sama-sama ke luar negeri bulan Mei.

Aku nyeletuk, "lucu ya kita. Bikin passportnya bareng, ke luar negerinya juga bareng."

Yap, aku mendapat tugas ke Malaysia sementara Septika mendapat tugas ke Singapura. Well, this is our first time to abroad yaaa...


Back to topic.

Aku mewakili kantorku untuk meliput acara dari AirAsia di Sarawak, Malaysia. Aku mendapat kesempatan mewakili media dari Indonesia, sendirian. Aku kira bakal ada temen dari Indonesia buat teman jalan. Eh tahunya H min berapa hari, aku kontak pic AirAsia. Si Pic bilang kalau we adalah media satu-satunya dari Indonesia.

Segala akomodasi, penginapan, transport lokal, hingga komunikasi ditanggung pihak penyelenggara. Jadi we bawa badan sama niat aja ke Malaysia. Tak ingin menyiakan kesempatan yang ada, perjalanan ke luar negeri sendirian untuk pertama kali siap ku jabani. Rejeki nggak boleh ditolak, ya kan?

Percayalah rasa excited sebelum berangkat hampir sama dengan perasaan takut dan khawatir. Pasalnya, ini momen pertama ke luar negeri. Aku nggak bisa mengandalkan orang lain kalau terjadi apa-apa di luar negeri. Jadi, aku harus mempersiapkan semuanya sebaik mungkin.

Buat kamu yang akan melakukan perjalanan ke luar negeri pertama kali dan sendirian. Jangan khawatir! Jalan ke luar negeri sendirian itu tidak menyeramkan seperti yang dibayangkan. *berani ngomong gini pasca menjalaninya*.

Tentu nggak boleh sembarangan mempersiapkan itinerary dan syarat-syarat ke luar negeri. Hal pertama yang ku lakukan adalah mencari tahu lokasi tujuan. Alasannya biar tahu nanti medannya seperti apa, transport lokal gimana, bawa barang dan pakaian apa aja, kalau perlu cek cuaca lewat aplikasi.

Tujuanku adalah ke Miri, Sarawak, Malaysia. Ini pertama kalinya aku tahu ada lokasi namanya Miri. Kalau bicara Malaysia pasti gaungnya Kuala Lumpur, Langkawi, Kuching, dan nama hits lainnya.

Sebelum berangkat, aku rajin browsing pengalaman orang pertama kali di luar negeri. Mulai dari dokumen yang harus diperhatikan seperti passport, KTP, boarding pass, dll. Nggak cuma itu, aku juga rajin baca-baca peraturan penerbangan mulai dari berat kabin maksimal 7 kilogram dan lain-lain. Modelnya hampir sama dengan penerbangan domestik di Indonesia.

Selain itu, aku mencari tahu soal imigrasi hingga random check. Daripada dicegat petugas mending cari aman dengan menghindari pelanggaran. Oke semua udah dicari tahu. Tibalah waktu berangkat sendirian.

Aku diantar orangtua dan saudara ke Bandara. Setelah pamitan dan minta doa restu, aku masuk ke pintu keberangkatan. Setelah dicek petugas, aku menuju mesin check in online AirAsia. Alasannya biar cepet dan menghemat waktu. Cara gunainnya gampang kok, aku pernah lihat ada vlog yang menjelaskan cara penggunaan mesin tersebut.

Boarding pass udah di tangan, langkah selanjutnya menuju ruang tunggu. Buat kamu yang membawa bagasi, letakkan tasmu dan serahkan pada petugas. Berhubung aku nggak mau nunggu lama, aku milih nggak pakai bagasi.
Jalan-jalan sekitar hotel di Miri, Sarawak.
Masuk ke ruang tunggu, segala bawaan barang dicek lewat x-ray. Penumpang juga melewati mesin metal detector. Sebelumnya tunjukkan boarding pass dan passportmu pada petugas. Setelah masuk ruang tunggu, antri ke pihak imigrasi.

Berat tas kabin ditimbang, cek kelengkapan dokumen, kalau lolos dicap imigrasi. "Udah sah nih ke luar negerinya," ngikutin iklan AirAsia.
Tas bawaan kembali dicek, segala hal yang menyangkut cairan, gas, dan aerosol yang melebihi batas akan disita petugas.

Aku berangkat dari Bandara Adisucipto, Yogyakarta ke Miri pada Kamis (10/5) menggunakan maskapai LCC AirAsia. Rute penerbanganku, Jogja-KLIA2 ditempuh selama 2 jam lebih kalau nggak salah. Malaysia punya perbedaan waktu yaitu satu jam lebih cepat dari Jakarta (WIB). *aku baru tahu setelah cek jam hp sama jam tangan menunjukkan angka berbeda.

Sampai Kuala Lumpur International Airport 2 (KLIA2), aku keluar menuju imigrasi. Rasa deg-degan sempat muncul saat di pihak imigrasi Malaysia. Alhamdulillah lancar, aku hanya ditanya satu pertanyaan dan ku jawab. Setelah scan fingerprint dan passport dicap, aku keluar dengan melewati pemeriksaan x-ray kembali.

Masih ada waktu sekitar 3 jam sebelum terbang ke Miri. Aku memanfaatkan waktu tersebut untuk keliling KLIA2. Lantai 1 dan 2 berisi tenant yang bisa memanjakkan mata. Itung-itung kalau nemu barang murah bisa dibeli. Sayangnya, aku hanya melihat-lihat saja. Karena niatku cuma lihat-lihat sembari membuang waktu. Sekitar 3 jam di KLIA2, akhirnya tiba waktu untuk terbang ke Miri, Sarawak. 

Selamat datang di Miri, Sarawak! Tulisan selanjutnya bakal aku tulis di post selanjutnya ya!
foto: Miri dilihat dari hotel lantai 12.

 Setelah melakukan perjalanan ke luar negeri untuk pertama kalinya, ternyata seru juga jalan-jalan sendiri! Tapi alangkah lebih menyenangkan kalau ada temen ngobrolnya~

Jangan takut buat ke luar negeri sendirian :)

XOXO
Wassalamualaikum Wr. Wb.


You Might Also Like

1 comments