Kepiting rebus dan godaan menyiksa

9:43 PM

Bulan April tinggal menghitung hari tapi terasa sangat lama. Maklumlah, tanggal tua.

Bulan ke-empat di tahun 2018 ini menyisakan memori yang begitu membekas. Sejak tanggal 1 April, ujian demi ujian mulai dirasakan. Mulai dari tidak bisa menolak ajakan mama untuk investasi yang cukup menyita kantong hingga bolak-balik ke rumah sakit.

foto: mirror.co.uk

Bulan April ternyata memberikan banyak kejutan sekaligus mental kuat. Sejak uang pemasukan habis untuk investasi, aku hidup dengan uang hutang dari tabungan. Sempat ingin menangis karena ATM milikku terkena blokir yang mengharuskan pengurusan ke kantor cabang. Terbayang bagaimana kisminnya diriku. Beruntung nggak butuh waktu lama, aku bisa mendapatkan uang tabunganku.

Modal hidup dari uang tabungan yang ATM terblokir selama sebulan. Cobaan mulai muncul, ada diskon gede buat skincare salah satu produk asal Kanada. Dalam hati berpikir, "ih kapanlagi harganya jadi segitu!!!" 

Nggak butuh waktu lama, setelah berpikir seharian penuh. (Ini seriusan). Esok harinya, aku beli produk tersebut dengan bahagia karena mendapatkan produk oke dengan harga lebih murah~ Selanjutnya, godaan nonton promo setengah harga di hari Sabtu. OMG~ Sejak tahu ada promo nonton harga setengah harga, aku ketagihan ke bioskop. Apesnya, bulan April ini aku mampir ke bioskop berbeda. Ternyata, promo nonton setengah harga nggak berlaku di sana. Setdah. Jadi boros!
foto: pexels

Satu lagi yang membuat bulan April jadi perjalanan hidup paling bersejarah adalah-untuk pertama kalinya, aku mengalami alergi obat. Jika biasanya hanya sering melihat dan mendengar kata 'alergi' dengan gejala gatal-gatal dan badan memerah. Siapa sangka, aku mengalami di tubuhku.

Berawal dari memeriksa kondisi mata yang tampak tak seperti biasanya. Aku merasa kelilipan atau kemasukan benda asing di bagian mata sebelah kanan tapi saat diperhatikan mataku nggak aman. Dua hari berselang, aku mulai menyadari ada bintik putih di bagian korneaku (bagian coklatnya). What?! Ini mataku kenapa? 

Saat itu, usai menunaikan salat Ashar di kantor. Seperti biasa, aku melihat cermin untuk membetulkan letak jilbab. Saat bercermin, aku mulai menyadari mataku muncul titik putih yang terasa seperti kelilipan. Menyadari hal tersebut, aku panik. Salah satu kontak yang langsung ku hubungi adalah mamaku. 

"Ma besok anterin ke rumah sakit ya. Periksa mata," kataku lewat sambungan telepon. 

 April pun jadi saksi baru bagi perjalanan kesehatanku. Pertama kali menginjakkan kaki di rumah sakit bagian poli mata. Rasa deg-degan menjelang periksa begitu kentara. Takut kalau ternyata parah hikss..... Alhamdulillah, hanya bagian kornea saja yang luka. (Ini ngomongnya sok baik-baik aja. Padahal pas tahu, ya Allah...... kok bisa ya.....?).

Aku mendapat beberapa obat untuk menyembuhkan sakit mataku. Betapa bakoh-baca kuatnya aku menghadapi itu semua. 

Jika kita kilas balik, jadwal kegiatanku saat itu cukup padat. Berangkat dari rumah sekitar pukul 07.30 menuju bank di kawasan Pingit. Selanjutnya menuju rumah sakit bersama mama namun akhirnya berpisah lantaran jadwal periksaku mendapat pukul 12.00. Akhirnya, aku pergi ke kantor sekitar pukul 09.00. Jam makan siang, minta izin untuk balik ke RS. Untung ada temen we yang baik hati buat menemaniku ke RS. Thanks Mbak Septi!

Balik dari RS, kembali bekerja namun tak lupa menelan obat berapa macam tadi. Sekitar pukul 16.30, aku mulai merasakan tubuhku hangat. Aku kira kecapaian aja~ ternyata badanku mulai memerah. Banyak yang mulai menyadari perubahan warna tubuhku. Aku dengan santai berkata, "paling efek obat tadi kayak gitu."

Tak butuh waktu lama, aku pulang dari kantor dan mulai jadi tentor. Aku mulai merasakan tubuhku lemas. Perutku mulas dan melilit. TAPI KERENNYA! SATU JAM PERJALANAN MENUJU LOKASI LES, AKU MASIH SEMPAT MAMPIR BELI ES COKLAT!

Lanjut cerita, badanku mulai gatal. Garuk sana, garuk sini, kulit memerah, setelah bercermin. "Setdah merah banget kayak orang kepanasan nggak jelas," batinku.
foto: pexels

Makin parah saat menyadari, aku jadi mencr*t berulang kali. Rasanya lemaaaas~ tapi masih ada tanggungan ngeles. Akhirnya, mari selesaikan tugas. Kebetulan orangtua muridku bekerja sebagai perawat, isenglah nanya-emang bener aku alergi obat kalau model begini (baca: kayak kepiting rebus). Ternyata beneeeeeeeeer~~~~ Seketika langsung batin, "oh begini rasanya alergi."

Apakah kalian pernah merasakan hal tersebut? Untungnya, aku kepo-kepo setelah gejala alergi mereda. Beruntung, hal yang ku alami karena alergi obat ini masih wajar sebagai bentuk perlawanan diri terhadap zat asing. Setelah baca-baca artikel, ada korban yang sampai meninggal karena alergi obat. Terlihat sepele tapi butuh penanganan khusus.

Setelah kejadian alergi, aku menyempatkan untuk mengisi tubuhku dengan minum. Nggak kepikiran buat makan karena rasanya pengen tidur aja gitu. Lalu aku teringat, saat gejala alergi mulai menyerang, aku malah minum es coklat-konyol banget. Lol! Aku pun tertidur hingga pagi.

Jadi bulan April menjadi masa jatuh-drop sedropnya.
Mari bangkit menyongsong bulan Mei yang bentar lagi datang :)

XOXO







You Might Also Like

0 comments