Bicara

11:02 PM



Juni telah menuju pada angka ke-sembilan. Sudah terlampau jauh untuk menyesali semua yang telah terlewati. Ya, menurut saya sih begitu. Rasanya tidak ingin menemui bulan ini. Entah, mengapa saya sampai berpikiran seperti itu. Namun pada akhirnya, saya tetap berjalan menerjang bulan ini.
Pikiran negatif dan hal buruk lainnya sempat singgah di kepala. Membuyarkan semua hal positif dan semangat untuk memperjuangkan semester ini. Ada setumpuk angan yang saya untai membentuk pengharapan. Menantikannya tak ubahnya harapan. Tak perlulah saya jabarkan, cukup saya dan Tuhan yang tahu. Kini, semester ini akan usai. Batas akhir semakin mendekat. Sejauh apa angan itu terbungkus? Tergenggam dalam rangkaian jemari kemudian memegangnya erat.

Saya akui, kadang saya merasa over thinking dengan hal-hal di atas. Sampai dosen bilang, “kamu itu jangan mempersulit diri sendiri.” :’) Digawe abot dewe (dibawa berat sendiri-red). Baiklah, saya harus mencari solusi dari masalah ini. Intinya nggak mau tuh mikir berat sendiri. Mikir hal-hal tentang orang lain, yang belum tentu juga mikirin hal serupa. Misal dalam relasi pertemanan, relasi tugas, dan sebagainya. 

Untungnya, saya segera menemukan cara ampuh mengatasi masalah yang saya alami. Bagi saya, saya adalah aktor yang mengetahui secara mendetail tentang diri saya. Jadi saya tahu apa yang saya inginkan. Kalau di dunia pekerjaan sosial, penyandang masalah sosial-lah yang harus mengetahui cara apa yang harus diambil untuk mengatasi masalahnya, karena dia-lah yang mengetahui masalah itu. Semboyannya to help people to help themselves. Ralat kalau kurang tepat ya.

Cara menyenangkan mengurangi pikiran negatif dan over thinking menurut saya:
1.       Minum coklat panas. Saya lebih suka menyeduh secangkir coklat panas, daripada mengonsumsi coklat batangan. Sensasi hangat dan aromanya akan berbeda. Entah sugesti atau memang coklat punya manfaatnya. Jelas mampu mengurangi over thinking, jadi lebih rileks.

2.       Bicaraaaaaaaaa dan ceritaaaaaaaaaaaaaa. INI AMPUH BANGET. Saya pernah baca artikel (lupa darimana). Artikel tersebut menyebutkan bahwa perempuan memang cenderung memiliki kosa kata yang banyak tiap hari. Maksudnya, perempuan itu emang seharusnya seneng ngomong. Nggak heran, kalau perempuan lebih cerewet, lebih suka ngobrol, dan gosip.  Ya, intinya perempuan emang seneng cerita. Seneng ngobrol sana-sini. Seneng curhat. Tapi emang terbukti, kalau udah cerita sama orang pasti langsung lega. Ceritanya nggak melulu soal masalah yang dibahas. Akan tetapi cerita apapun. Entah itu mantan, bribikan, kehidupan, kebaperan, kekocakan dan lain-lain. Itu pengalih sekaligus penyembuh overthinking dan pikiran positif. Kamu masih punya kebahagian bersama orang lain.

Lewat postingan ini, saya hanya ingin menyampaikan bahwa ceritalah, bicaralah. Karena kamu hidup untuk saling bercerita. Berkomunikasi dengan sesamamu. Sampai-sampai aku setel playlist lagu Mari Bercerita milik Payung Teduh. Yaaaaap. Kita nggak akan pernah tahu, percakapan kita ini bermakna atau tidak. Kalau kita tidak memulai untuk berbicara dan bercerita. 

XOXO

You Might Also Like

0 comments