Camping seru di Pantai Sembilan Gili Genting Madura

10:06 PM

Masih nggak menyangka bisa menghabiskan waktu cuti buat liburan di tempat yang nggak terpikirkan sebelumnya... Siap-siap, aku bakalan cerita panjang soal pengalaman liburanku di Surabaya dan Madura!

INI AKAN JADI TULISAN SUPER PANJANG KARENA NGEDRAFTNYA AJA BERMINGGU-MINGGU. :")))))


Seminggu sebelum berangkat ke Surabaya, tepatnya hari Sabtu siang. Dalam sebuah WhatsApp grup, temanku bernama Erma mengajak makan siang. Ajakan tersebut memulai percakapan panjang. Dari ajakan makan siang yang akhirnya malah malam mingguan ini cerita bermula.

Sabtu, aku masih bekerja shift. Otomatis, ajakan makan siang Erma nggak bisa dipenuhi. Sementara si Bella--teman kami dalam satu grup juga nggak bisa memenuhi karena berada di rumah. Alhasil, kami malah saling curhat kalau hari ini malam minggu. Dari sambatan biasa, aku melontarkan ajakan buat bertemu sepulang kerja atau sore harinya.

Kami akhirnya bertemu di sebuah pusat perbelanjaan lalu makan bareng di sebuah warung. Pertemuan yang lebih banyak sharing ini bermuara pada rencana Erma kondangan ke Surabaya. Ternyata nggak cuma kondangan, Erma punya rencana lain untuk liburan ke Madura. Ia pun mengajak kami untuk ikut.

Sebagai anak yang sedang bosan dengan rutinitas, ajakan liburan sangat menggiurkan. Terlebih, aku memang sudah punya rencana cuti. Yeay, mestakung gitu deh! Rencana sedikit terhambat melihat jadwal shift yang sedikit bentrok. Namun akhirnya teratasi dengan tukar jadwal, Thanks Mbak Tin!

Senin, 4 November 2019.

Aku dan temanku, Bella merencanakan untuk beli tiket kereta dari Yogyakarta ke Surabaya. Namun sayang ketidakpastian mulai muncul, soal agenda weekend di kantor Bella. Akhirnya, kami memutuskan untuk menunda pembelian tiket kereta.

Beberapa hari berselang, aku memutuskan untuk beli tiket sendiri karena takut kehabisan. Mengingat saat terakhir buka tiket, cuma tinggal hitungan jari. Hmm.. Akhirnya memberanikan diri beli tiket berangkat. Lalu perjalanan ke timur ini menjadi pengalaman naik kereta Yogyakarta-Surabaya sendirian. Sebelumnya pasti ramean~ Beda kalau ke barat, udah sering sendirian ;")

Jumat, 8 November 2019.

Akhirnya pas hari H keberangkatan, aku berangkat seorang diri. Sementara Erma dan temannya Wulan sudah berada di Surabaya. Bella apa kabar? Dia baru ngabarin siang jelang sore, pas jam pulang kantor. Seneng banget pas tahu, kalau dia jadi ikutan trip ke Madura~ Horeeeeeeee! Seneng banget, akhirnya~  Doa-doa yang kami panjatkan diaminkan semesta~

Perjalanan kereta ditempuh sekitar 5-6 jam menggunakan kereta ekonomi Sri Tanjung. Berhubung seorang diri, aku menghabiskan 1,5 perjalanan di restorasi untuk makan. Kereta tiba pukul setengah 3 sore. Setiba di Stasiun Gubeng, langsung mampir ke masjid dekat stasiun. Udah kayak warlok gitu, nggak bingung (bangga).

Mampir salat sebentar dan leyeh-leyeh karena Surabaya panas banget. Lebih tepatnya gerah gitu, sementara di masjid sangat adem. Sembari leyeh-leyeh, aku coba pesan ojek online menuju penginapan Erma dan Wulan. Asli ya, susah banget dapat sopir yang mau. Setelah order berulang tanpa ada yang mau angkut, akhirnya ada sopir yang mengangkut. Beliau kirim pesan, "Mbak saya masih di Menur. Mau nungguin nggak?"

Berhubung saya nggak tahu lokasi Menur di mana dan malas order dengan ketidakpastian, akhirnya aku jawab.

"Iya, Pak. Nggak apa-apa. Saya tunggu."

Yeay, akhirnya setelah menunggu beberapa saat. Sopir tiba juga di masjid dan mengantarku ke lokasi. Selama perjalanan ke penginapan, memoriku soal Surabaya kembali muncul. Udah beberapa emang ke Surabaya dan selalu menyenangkan, walaupun sekarang makin panas. Hahaha...

Sekitar 30 menit perjalanan, akhirnya tiba di penginapan kawasan Siwalankerto. Berhubung hari Jumat (long weekend), Jalanan di SBY macet-macet sedap. Ternyata, kemacetan semakin menjadi saat malam hari. Erma dan Wulan akan kondangan, lalu aku awalnya akan kondangan juga (jadi penyusup). Namun akhirnya, macet dan sopir ojek online semakin menolak orderan kami. Akhirnya aku dan Wulan cuma nongkrong di bawah penginapan. Penginapan mirip apartemen, lantai bawah ada warung-warung makan gitu.

Rencana kondangan sempat teralihkan dengan ajakan eksplore Kota Surabaya oleh temanku. Berhubung nggak ada rencana apa-apa, aku coba bertanya pada 'warga lokal' lewat temanku Inur. Ternyata, dia sudah jam pulang kerja dan tak memiliki agenda. Lalu kami berencana ke daerah kota, kami saling share tempat wisata malam di Surabaya. Udah tuh, banyak pilihan dan bingung harus ke mana. Akhirnya ngide ke Taman BMX, yaudah sepakat kita akan bertemu di sana.

Lokasinya cukup di tengah kota, aku ke daerah utara. Kantor Inur katanya dekat situ. Namun sayang, keinginan main skateboard dan BMX (padahal cuma lihat) nihil~ Karena macet parah dan nggak ada ojek online yang angkut ke kota. Padahal si Inur udah nungguin dari jam berapa. Maaf yaaaaaaaaa....

Dengan perasaan tidak enak karena udah ditungguin tapi malah gagal. Aku menyarankan Inur ke penginapan yang ternyata searah jalan pulang.
"Udah ke sini aja ya. Ada Starbuck di sini."

Makasi, Inur! Maaf ya ganggu jam pulang kantor.


Sabtu, 9 November 2019.

Keesokan harinya, kami bangun tidak pagi-pagi amat. Bangun pagi untuk salat lalu rebahan lagi. Sekitar pukul 7-8, kami mencari sarapan masing-masing. Aku dan Bella mencari warung nasi sekitar penginapan. Agak masuk jalan dan menemukan warung makan sederhana. Perjalanan kembali menuju ke penginapan, kami menemukan penjual sayur, buah-buahan, dan jamu. Sungguh laper mata banget! Akhirnya kami beli semangka dan pepaya..

Tiba di penginapan kami check out, lalu pesan Gocar menuju Terminal Purabaya di Bungurasih. Sekalinya tiba, aku merasa vibes-nya mirip di Stasiun Gambir. Kemudian langsung disanggah oleh teman-teman. Hahahaha... Saat di perjalanan menuju terminal, sopir Gocar berpesan supaya langsung masuk bus aja. Nggak usah nanggepin orang-orang yang bertanya mau ke mana. Bilang aja, udah ada yang nunggu di dalam.

Datang ke Terminal Purabaya, kami langsung menuju jalur bus ke Madura. Bagi pemula yang jarang naik bus antarkota, Terminal Purabaya cukup mudah dan nggak membingungkan. Kenapa bisa bilang begitu? Karena aku pernah ke Terminal di Malaysia dan bingung mau ke mana. Dasarnya aku bingungan. Lalu sampailah kami di jalur menuju Madura.

"Liburan kali ini emang untuk konten," niat kami semua mengamini.


Tiket bus Surabaya-Madura cukup terjangkau, yaitu Rp 60 ribu. Harga tersebut dibanderol sampai di Sumenep ya (lokasi Gili Genting). Kalau kamu turun Pamengkasan atau lokasi yang lebih dekat, pasti lebih murah. Perjalanan di bus cukup menyenangkan karena kita makan, tidur, bangun, ngobrol, tidur lagi, ngobrol lagi, bikin video pemandangan, tidur lagi.. Hahahaha sungguh menyenangkan karena perjalanan kita sekitar 5-6 jam perjalanan.

Ada hal unik yang terjadi di bus Surabaya-Madura.  Saat bus sebelum berangkat, ada banyak banget penjual berlalu lalang. Jualan mereka diletakkan di pangkuan penumpang. Aku kira awalnya mau dikasih wkwk tahunya ntar diambil lagi gitu. Maaf-maaf kalau ku ndeso. Selain itu, bus juga menyediakan kursi bakso untuk penumpang tambahan. Sungguh full banget isi busnya...

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang, kami berhenti di pinggir jalan. Tepatnya kami berhenti di Saronggi. Nanti di pinggir jalan ada tulisan belokan ke Pantai Sembilan 10 km. Dari situ, kami seharusnya naik angkot dengan harga Rp 10 ribu sampai ke Pelabuhan Tanjung (tempat menyebrang ke Gili Genting). Berhubung sore, angkot sudah nggak beroperasi. Akhirnya, kami ditawarkan oleh bapak-bapak untuk naik ojek.

Angkot seharga Rp 10 ribu dri Pelabuhan Tanjung ke Saronggi dan sebaliknya. 
Angkot model Elf gitu mobilnya. Foto ini diambil ketika balik dari Gili Genting ke Terminal Sumenep.
Ojek lebih mahal dan lebih 'ekstrem'. Pertama harganya menjadi Rp 20 ribu, berhubung ojek jadi transportasi satu-satunya. Maka kami menerima tawaran tersebut. Kenapa aku bilang lebih ekstrem? Tentu karena kemampuan menyetir bapak-bapak ini super kenceng. Udah kenceng, kita nggak dipakein helm. Jilbab kami berkibar nggak jelas sepanjang jalan. Ditambah jalan yang  berlubang membuat sedikit atraksi. Alhamdulillah selamat sampai pelabuhan.
Bareng si Bebeb Erma.
Dari pelabuhan, kami disambut dengan kapal dan perahu berjajar di pinggir. Lalu ada kapal yang siap menyebrang ke Gili Genting. Perjalanan laut ditempuh sekitar 30 menit. Super excited pas naik kapal! Aku nostalgia dengan pengalaman KKN dulu, apalagi sekarang bareng sama anak-anak KKN juga. Tiket kapal seharga Rp 10 ribu. Cukup terjangkau, kan?
Bareng si Bebe.

Sesampainya di Gili Genting, ada bapak petugas tiket yang menarik tiket seharga Rp 20 ribu (karena kita camping). Uwuwuwu seneng banget lihat pemandangan pantai, laut, dan matahari terbenam. Luvvvvvv!
Bangun tenda pinjeman si Wulan. 
Setelah terkagum-kagum dengan ciptaan Tuhan, kami langsung bangun tenda. Mengejar matahari terbenam juga. Istirahat dan salat bentar sambil memandang matahari terbenam. Sungguh liburan yang menyenangkan. Lalu nggak sengaja kami memakai mukena macem pelangi, merah kuning hijau di langit yang biru.

Mukena warna-warni nggak sengaja. 

Pemandangan indah yang begitu memikat mata.
Si senja yang oranye. 

Minggu, 10 November 2019.

Pagi harinya, kami memilih salat. Lalu foto-foto karena jam 5 udah terang kayak jam 12.



Pengalaman menyenangkan liburan ke Gili Genting yang super singkat ini menjadi kebahagiaan tersendiri bagiku. Dadakan yang menyenangkan~


Perjalanan pulang sama kayak perjalanan berangkat. Kami dari Gili Genting menuju Pelabuhan Tanjung menggunakan kapal/perahu dengan tiket Rp 10 ribu per orang. Kapal kami cukup luas karena nggak banyak penumpang yang ikut menyebrang. Aku sampai bisa tidur di kapal :"')) Tiba-tiba pas sampai dibangunin. Badanku langsung segarrrrrr~

Setelah sampai pelabuhan, kami menggunakan angkot yang bentuknya mirip mobil Elf. Perbedaanya, kali ini kami berhenti di Terminal Sumenep. Lokasinya makin jauh dari Saronggi. Kenapa kami berhenti di Terminal Sumenep? Karena bus  Akas jurusan Madura-Surabaya sering masih kosong. Jadi kami memilih ke terminal langsung.

Perjalanan menuju terminal cukup menyenangkan. Kami disuguhkan pemandangan tambak garam (tambak, kan ya?)

Sesampainya di terminal, kami langsung naik bus. Tak menunggu lama, kami berangkat ke Surabaya. Nah rencana selanjutnya, mumpung masih ada waktu di Surabaya. Kami ingin menikmati bebek sinjay khas Madura. Kami ke Madura belum sempat icip makanan khasnya. Hehehe...

Kami berhenti di tengah jalan (lupa nama daerahnya). Lalu kami pesan Gocar menuju warung bebek sinjay. Beruntung banget, kami order dengan porsi yang pas. Kami pesan untuk empat porsi dan sisa bebek juga empat. IIIIIIIIIIIIH SENENG BANGET!

Selesai makan, kami menuju ke Stasiun Gubeng Baru. Beli oleh-oleh, salat, istirahat bentar sambil nunggu kereta datang.

Pengalaman yang menyenangkan dan super seru! Coba hitung, berapa kali aku nulis kata senang, menyenangkan, dan seru di blog liburan ini.

Sampai jumpa di trip selanjutnya!
Bonus foto-foto liburan yang menuh-menuhin memori hape~














You Might Also Like

0 comments