November, Hujan, dan Payung

12:05 PM



November, bulan kesebelas ini selalu menyisakan kesan.
Beberapa hari lalu, saya menuliskan twit di akun saya. Sedikit ngaco, karena ditulis pada jam dini hari. Malam itu, saya nggak bisa tidur karena sebuah hal. Sebelumnya saya diguyur ramuan bawang nan bau semerbak. Membuat mata ini enggan terlelap. Pada akhirnya, saya main gawai yang sama miliki. Download Duel Otak, main acak. Mantengin Instagram, lama-lama bosen. Saya pun membuka twitter. Mulailah saya mikir ngaco.

Karena nggak punya foto payung, hujan pun menjadi penyelamat dokumentasi.

November, hujan, dan payung.
Tiga hal yang berkaitan dalam durasi setahun ini. Tahun lalu (2014-red) di bulan yang sama. Menjelang perayaan event empat tahunan di Bandung. Saat itu, musim sedang memihak pada mendung. Saya pun menyempatkan ke toko membeli payung. Saya akan mengunjungi kota Bandung, maka saya memerlukan payung untuk menjaga diri ketika hujan tiba. Benda tersebut akan menemani perjalanan.
November tahun lalu, kelihaian benda tersebut dibuktikan untuk pertama kalinya. Betapa bahagianya hujan, payung, dan november kala itu. Karenanya, saya bisa mengantre souvenir sembari menikmati hujan. Dapat pula melihat romantisme sang walikota Ridwan Kamil dan istri ketika hujan.
Fungsi dari payung pun tak sebatas pada musim hujan. Musim lain pun juga bisa digunakan, misalnya musim kemarau. Matahari terik mampu diminimalisir dengan payung. Payung November ini sangat bermanfaat. Sangat membahagiakan ketika hujan maupun terik, payung selalu ada menyertai. Namun demikian, usianya tak panjang. Bulan Juli lalu, saya berkesempatan melakukan perjalanan jauh ke Indonesia timur. Payung itu pun saya bawa, karena rekomendasi teman yang lebih dulu tiba di sana. Teman saya mengatakan bahwa lokasi yang akan saya  tuju sedang musim hujan. Lantas, saya membawa payung tersebut.
Sungguh, jika Tuhan sudah menakdirkan sesuatu. Manusia bisa apa? Dalam sebuah perjalanan menuju desa, payung saya jatuh. Ya, transportasi yang saya gunakan memiliki lubang di bagian alasnya. Terlebih jalanan yang bergelombang membuat kendaraan tak bisa berjalan normal. Goncangan ke kiri dan kanan kental dengan perjalanan itu. Mari kita ikhlaskan payung tersebut menjadi milik orang lain. Bisa jadi, ada orang yang lebih membutuhkan :”)
XOXO


You Might Also Like

2 comments

  1. Replies
    1. Hai Nindya! Pengen hujan-hujanan, tapi badan sedang ringkih-ringkihnya :(

      Delete